Kunci Sukses
Untuk sukses dalam hidup, minimal seseorang harus memiliki empat hal, yakitu berpikir keras, bekerja keras, bersabar keras, dan berdo’a keras. Berpikir keras dilakukan dengan usaha memikirkan segala hal, hingga yang terkecil sekalipun. Karena pada dasarnya, manusia diberi kemampuan dan potensi untuk berpikir. Jangan hanya menunggu, tapi berusahalah mencari inisiatif sebanyak mungkin. Kita harus mencari pekerjaan, bukan pekerjaan yang mencari kita.
Keras bersabar, berarti melatih kekuatan kesabaran. Kekuatan bertahan berarti melatih kekuatan hati. Karena permasaahan manusia, tidak terlepas dari kekuasaan Alaah SWT. Seperti urusan penyakit dan jodoh kan memang Allah yang menentukan, bukan masalah manusia, manusia hanya berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.
Untuk urusan seperti ini, kita wajib mengarahkannya kepada Allah, namun diiringi tugas kita untuk bekerja, berpikir, bersabar dan berdo’a keras menggapai prestasi. Kita harus berupaya mampu mengatur waktu. Terus terang saja, saya sendiri sebenarnya masih kesulitan mengatur waktu antara sekolah, organisasi dan kegiatan di luar, hehe..
Menurut Dr KH Syukri Zarkasyi MA, Pimpinan Pondok Modern Gontor, sabar bagi kaum muda adalah sabar yang aktif, bukan pasif atau hanya diam menunggu. Seperti berkata “Sudah bersabar lalu mau apa lagi?” beliau juga mengatakan bahwa konsep bertahan yang baik dan benar adalah kemampuan kita untuk menyerang dari segala sisi kita diserang. Kita harus menyerang pekerjaan. Ketika dicaci orang saat mengelola pondok, kita harus terus maju dan tak terpengaruh cacian lain.
Saya menyimpulkan bahwa dengan bersabar, kita akan terus berprestasi. Hanya dengan masa lima, sepuluh atau puluhan tahun ke depan kita akan menuai pretasi (karena kita masih muda kan ya, hihi..). kita harus mampu terus sabar bekerja keras, belajar, berjuang bahkan menghabiskan harta demi kalimat Allah.
Selain itu KH Syukri juga menegaskan bahwa berjuang dengan harta demi kalimat Allah, tak perlu takut kehabisan harta. Sebab berdagang dengan Allah (tijaratan ma’allah), adalah tijaratan lan tabura. Tak akan pernah rugi, karena Allah telah berjanji dalam Al-qur’an. Berbeda jika kita berdagang dengan sesama manusia yang kadang ditipu, rugi, wah pasti gak karu-karuan.
Namun berdagang dengan Allah tidak hanya dilakukan dengan uang. Bisa juga berdagang dengan tenaga, pikiran dan perbuatan (Bondo bahu pikir).
Maka dari itu, mari habiskan waktu untuk kepentingan bangsa, Negara dan umat, terutama dengan memfokuskan pikiran kita untuk kepentingan umat. Karena berdagang dengan Allah mungkin keuntungan di dunia bukan ganjarannya, namun bias berupa kepercayaan dan lain-lain yang tak ternilai harganya.
Itulah yang akan mengangkat harkat martabat kita. Innama tunsharunna bi du’afa’ikum. Orang-orang yang lemah (dhuafa) akan membantu kita. Karena itu, mari terus membantu orang-orang yang lemah lmu, ekonomi, agama dan materi.
Usaha dan kerja keras yang diiringi doa yang keras, akan menyingkap katup segala hal yang menelimuti diri dan tidak kita ketahui. Banyaknya dosa, aib, kelemahan, kurang berdzikir dan wirid diri kita untuk kita perbaiki.
Kekuatan sinar ilmu, wabawa, pengaruh, keterampilan pekerjaan, dan berbagai sinar diri, akan tersingkap dengan bekerja dan berdoa keras. Hingga kemudian kita dapat mengubah diri untuk manapaki kualitas SDM, datya tahan, dorong dan religi, serta daya dzikir dan sebagainya.
Diri yang paling baik adalah diri yang mampu mendukung dirinya sendiri (self support). Namun jika seseorang tak memliki keinginan yang mendorong untuk meningkatkan diri, maka segala yang ia lakukan tak aka nada nilainya.
Seperti gelas jika sudah penuh berisi air, akan sulit untuk diisi kembali. Seseorang tak akan beranjak meingkat kehidupannya, kecuali jika ia mensupport dirinya sendiri untuk meningkatkan diri, menjadi lebih baik dan berubah.
Meningkatkan diri, bukan sekedar berdiam diri menjalani rutinitas yang ada selamanya. Tapi harus ditopang pengembangan ilmu dan wawasan dari berbagai pengetahuan. Wawasan yang baik dijadikan uswah hasanah yang harus diikuti, serta uswah sayyi’ah harus dihindari.
Demiakian sedikit uraian yang saya rangkum dari ceramah yang disampaikan oleh Dr KH Syukri Zarkasyi MA, Pimpinan Pondok Modern Gontor.
0 komentar:
Posting Komentar